Search This Blog

Sunday, March 6, 2011

Hal yang Baik Menuju Lebih Baik

Kehidupan tak lepas dari ruang dan waktu, setiap hari kita menempati ruang dan menjalani waktu. Ruang yang kita tempati itu berbeda-beda dalam setiap waktu. Waktu yang dijalani pun bergerak maju. Semua itu merupakan siklus dasar kehidupan manusia yang selalu menempati ruang dan waktu.

Mengenai waktu, setiap manusia pasti diberi waktu yang sama yaitu 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu, dsb. Perbedaannya adalah bagaimana penggunaan waktu setiap detiknya. Dalam menjalani sebuah waktu apakah kita bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Memang keadaan sekarang baik namun selanjutnya itu harus pasti lebih baik.

Menjalani waktu itu laksana mengarungi samudra kehidupan yang ganas di mana di sana tersembunyi karang yang siap dihantam oleh kapal besar yang dianamakan pribadi. Pada satu sisi kita harus menghindari karang agar tidak terhantam oleh kapal, sisi lain kita juga harus mempunyai tujuan dalam berlayar sedangkan angin samudra terkadang deras dan mengarah bukan pada tujuan. Namun itulah hidup yang dinamakan manusia tidak akan pernah bisa sanggup menjalani samudra kehidupan yang ganas selama dalam dirinya tak ada keinginan untuk menjadi lebih baik dan mencapai sebuah tujuan.

Menjadi lebih baik itu penting karena dengan cara itulah apa yang di tuju dapat tercapai hingga tujuan itu optimal bagi diri kita. Sebelum menerima hal yang lebih baik ada baiknya kita rasakan terlebih dahulu bahwa yang ku terima saat ini adalah yang terbaik, kemudian akan lebih baik lagi. Jalankan sebuah usaha dengan baik menuju lebih baik demi mendapatkan yang terbaik. Percayalah selama manusia mau berusaha, namun dia terus gagal, dia pantang menyerah namun selalu berserah dan hasil terbaik selalu ia rasakan maka itulah dia yang telah menjadi pribadi yang lebih baik. Suatu saat nanti pasti mendapatkan yang terbaik, PERCAYALAH. Dalam diri setiap manusia terdapat akal dan rasa, dengan pertimbangan akal dan nurani seorang manusia dapat mempertimbangkan apakah yang diterimanya itu lebih baik. sudah saatnya akal dan rasa di singkronisasikan agar dapat bertemu dan sejalan sampai kebaikan benar-benar nyata.

Ingatlah selalu, 
jikalau sekarang lebih buruk dari kemarin maka celakalah hidup ini.
jikalau sekarang sama dengan kemarin maka rugilah hidup ini.
jikalau sekarang lebih baik dari kemarin maka inilah sebenarnya hidup.

Sebenarnya hidup itu bukan ujian namun sebuah perjalanan, apa yang diterima bukanlah tekanan namun sebuah aturan, kehidupan bukanlah beban melainkan tantangan. ingatlah selalu bahwa hidup itu indah. Tiada sesuatu yang diciptakan sia-sia, bahkan sesuatu yang bersalahan sekalipun. Jadi pada kesimpulannya menjalani kehidupan itu akan kembali kepada diri kita masing-masing. Tenangkah kita dalam kehidupan ini? Hanya diri kita sendiri yang mampu menjawabnya melalui apa yang kita rasakan. Meski kekurangan namun mersakan kenikmatan dengan jalan bersyukur itu sama artinya dengan surga kehidupan yang sesungguhnya. Meski sesuatu yang diterima itu berlimpah ruah namun perasaan tetap kalut hingga tak bisa merasakan sebuah ketenangan maka dialah orang yang telah menerima neraka kehidupan yang sangat nyata.

Pada intinya semua itu jatuh pada pandangan rasa terhadap apa yang diterimanya. Akal hanya sebagai ilmu dan alat untuk melaksanakan sebuah proyek rancangan kehidupan. Mari kita kaji kembali jalan kehidupan kita. Kesuksesan sesungguhnya tidak diukur dengan berapa banyaknya materi yang dihasilkan. Melainkan berapa banyaknya kebahagiaan yang dihasilkan, betapa bergunanya diri sendiri bagi diri maupun orang lain. Ketahuilah pikiran boleh kalut, namun rasa tetap berada dalam ketenangan. Selesaikanlah sebuah permasalahan dengan jalan satu per satu. Karena sesungguhnya otak kita hanya satu. Singkronisasikanlah pemikiran dan perasaan hingga sejalan.

SALAM BAIK SELALU MENUJU LEBIH BAIK SELALU.

(Semua ini bersifat apa adanya yang mendasar dari pribadi saya, jikalau ada sebuah pandangan kebenaran yang tidak sejalan dengan anda, diharapkan untuk tetap memegang pandangan anda dan di situlah anda memberikan pandangan anda kepada saya. Saya juga manusia seperti anda semua yang dapat berbuat khilaf. Jikalau ini benar bagi pandangan anda maka bersyukurlah bahwa semua ini ilmu semata yang telah ditunjukkan oleh Yang Maha Benar.)