Search This Blog

Tuesday, July 12, 2011

Cerminan Diri yang Pecah dan Arti Sebuah Kehancuran

Terlihat cerminan diri yang semula utuh, menjadi hancur berkeping-keping atas sesuatu yang belum dikenali alasannya. Memang kehancuran itu menyakitkan. Namun apalah daya ini memang sudah takdir dan memang telah terjadi tetapi masih ada kata 'ke depan'.

Entah itu firasat ataukah sebuah gambaran kesulitan hidup, namun dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Memang lebih baik terus berusaha selama masih bisa diusahakan.

Kehancuran memang ada, kegagalan memang melanda namun itulah resiko dari pembelajaran. Tetapi KEHANCURAN BUKAN AKHIR SEGALANYA. Silakan apa yang dinamakan 'resiko' menunggu di depan persimpangan ini dan menuntun ke jalan buntu. Tapi, terjangan 'intropeksi' akan mampu memenangkan peperangan dalam gejolak kehidupan hingga sampai kepada Yang Haq.

Rasakan kehancuran, nikmati proses penyatuan keping demi keping dari sisa kehancuran. Bukan karena nikmat kita bersyukur, melainkan karena bersyukurlah nikmat itu ada. Selama nafas belum di kerongkongan selama itu pula jalan akan terus ada. Nikmatilah dengan relaks yang di awali rasa syukur, di akhiri keridhaan. Itulah Haq Nya semata.

Saturday, July 9, 2011

Sesuatu telah Terjadi karena Ketidakhati-hatian

Mungkin ada yang bertanya apa maksud dari judul di atas. Namun bukannya maksud untuk menyindir seseorang tetapi itulah faktanya sebagai atas pembelajaran apa yang telah terjadi. Sesuatu yang tak dapat disebutkan secara terperinci. Namun, karena sudah ku ketahui dengan pasti untuk apa kuceritakan lagi.

Pada intinya hanya satu, silakan bermain api. Silakan pula menikmati segalanya, berbuat sesukanya. Tetapi yang pasti apa yang dinamakan pertanggung jawaban atas apa yang diperbuat dan apa yang dilakukan pasti ada balasan atas keinginan yang memperbuat. Hukum yang berlaku memang nyata. Kita juga nyata dan ada, namun kenyataan dan keberadaan bukan wujud kita.

Apapun konsukuensinya memang dipastikan alam dunia yang nyata ini berlaku hukum sebab-akibat. Namun, bukan lantaran sebab akibat itu terjadi, melainkan takdir dari akibat itu sendiri. Katakan memang persoalan ini rumit, namun tak terlalu rumit bagi yang sudah mengerti. Bila kita memang tak mengerti atas apa yang ditulis ini. Biarlah atas takdir jualah kita mengerti. Berserahlah tetapi jangan menyerah.

Sunday, July 3, 2011

Cukup Sekali untuk Keinginan, Berkali-kali untuk Keperluan

Sebagai manusia kita menempati kehidupan dunia yang tak terlepas dari ruang dan waktu, tak lepas pula dari apa yang dinamakan 'keinginan' dan 'keperluan'.

Keinginan memiliki kata dasar 'ingin' yang bersinonim 'hendak' atau 'mau'. Keinginan adalah hasrat seseorang untuk mendapatkan sesuatu. Sedangkan keperluan berasal dari kata 'perlu', itu berarti adalah sesuatu yang harus didapatkan.

Banyak di antara kita yang tak bisa membedakan apa yang dinamakan keinginan dan keperluan. Bahkan yang lebih parah lagi kita lebih memilih memenuhi keinginan dibandingkan keperluan.

Memenuhi keinginan boleh saja, namun pertimbangkan selalu dengan apa yang kita perlukan. Cukup sekali untuk memenuhi keinginan. Berkali-kali lah penuhi keperluan.

Silakan penuhi keinginan terus-menerus asalkan keinginan dan keperluan itu sejalan. Yang jadi pertanyaan adalah seberapa perlukah kita atas sesuatu yang diinginkan? Silakan bertanya pada diri masing-masing dan temukan jawabannya.