Search This Blog

Friday, March 11, 2022

Memikirkan Beban Hidup, Menjadi Beban Kehidupan

Pada zaman yang serba canggih, pengetahuan bisa di dapat dengan mudah. Bahkan, saking mudahnya pengetahuan bisa kita dapatkan dimana saja. Namun, semua berdampak buruk bagi generasi selanjutnya karena sesaknya pengetahuan mereka membuat mereka tak tahan akan badai kehidupan yang melanda. Mereka banyak berteori tentang kehidupan namun mereka semua minim pengamalan dan pengalaman. 
Seperti kata Albert Einstein, "Pengetahuan tanpa agama lumpuh, agama tanpa pengetahuan buta". Perkataan ini relevan karena agama menyangkut keyakinan seseorang. Saat berdiskusi bersama teman - teman kami pernah membahas cerita orang zaman dulu, orang zaman dulu pengetahuan mereka sedikit namun keyakinan mereka kuat. Zaman sekarang sudah berubah, akibat sekulerisme yang berlebihan membuat pengetahuan yang banyak serta sesak, namun keyakinan mereka kurang. Akhirnya menjadi depresi berkepanjangan dari pemuda zaman sekarang hingga memilih jalan pintas yang tak berkah. Mereka berpengetahuan namun bingung dimana mengamalkan pengetahuan itu, hingga pengetahuan hanya teori belaka. Pengalaman minim, menjadi orang sok tahu seolah olah argumennya adalah benar tanpa dasar pemikiran yang melingkar. Kembalilah kepada keyakinan meski ilmu sedikit, manfaatkanlah sedikit ilmu agar dijadikan pengalaman dan pengamalan. Itu semua lebih baik dibandingkan pengetahuan hanya sekedar teori yang hampa belaka. Manusia yang terus memikirkan beban hidupnya kedepan hanya bermodal pengetahuan tanpa keyakinan akan cepat bermasalah dengan kesehatan mentalnya. Akhirnya, jadilah beban kehidupan.
Mereka yang sedikit ilmu, dengan keyakinan besar tanpa berharap yang baik atau menghindari buruknya ke depan adalah orang yang menikmati segala proses dan mensyukuri hasilnya. Merekalah manusia besar dimana dunia membutuhkan mereka.