Search This Blog

Friday, June 2, 2023

Esensi Mengajar

Baru-baru ini dijumpai situasi tentang kisah guru yang sebegitunya terhadap murid dimana dia terbawa suasana hati hingga keguruannya dipermasalah. Contoh: ada seorang guru perempuan dikatakanlah mengajar sebuah SMA dekat dengan murid laki-lakinya. Secara kodrad lelaki dan perempuan itu tidak bisa terlalu dekat, karena manusia pasti ada khilaf. Murid dan guru juga manusia pastinya ada yang dikhawatirkan bakal melanggar norma kesusilaan bahkan di katakan bisa kebablasan dalam situasi tersebut. Oleh karena itu penting bagi guru punya dasar etika pribadi, apalagi saat berada di lingkungan sekolah. Berdasarkan konten yang di temukan di sebuah aplikasi flatform video yang bercerita kedekatan guru perempuan dan siswa hingga terjadi sebuah nuansa yang bergenre romance dapat kita ambil kesimpulan pentingnya menjaga jarak dan batasan terhadap guru dan murid.

Mengajar boleh dengan sepenuh hati bahkan itu memang di anjurkan, namun jangan sampai seorang guru terbawa hati saat mengajar siswanya apalagi sampai menimbulkan suasana yang bergenre romance. Kalau sudah itu terjadi apa kata masyarakat nantinya pentinglah kita bijak menyikapi situasi pembelajaran itu. Bila sudah memang di ambang batasnya kita hanya bisa katakan guru juga manusia. Selebihnya masyarakat yang menilai orangnya bagaimana, kalo di hujat dan di sebut oknum juga bukan salah masyarakat atau netizen. Salahnya mengapa lebih menunjukan sisi manusia kita ketimbang kembali ke esensi tujuan pendidikan itu sendiri.