Search This Blog

Sunday, June 12, 2011

Sebuah Pesan dari Sang Guru

Berawal dari sebuah kompetensi tentang cerita cinta, menjemput cinta sejati. Sang Guru akhirnya tahu dan memberikan sebuah tanggapan singkat mengenai cinta yang dapat dibuktikan secara nyata. Hingga akhirnya memang itulah kebenaran apa adanya. Sebuah pesan singkat yang memiliki kata-kata bijak dan bermakna dalam. Kalimat yang terangkai tersebut akan dijelaskan di sini secara garis besar. Meski sebenarnya banyak makna tersembunyi dari setiap kalimat. Inilah pesan tersebut:
'Cinta... Lukisan dunia, merubah segalanya. Bikin canda dan tawa, namun juga sedih serta duka. Mabuk bukan minuman, pikiran penuh... angan. Khamar cinta merasuk badan. Semua orang jadi kepayang. Berjalan mengukir sejarah. Temukan cinta yang searah. Kala hati memilih hanya Allah Maha Pengasih.'

Pada intinya cinta itu merupakan bagian dari dunia, cinta itu penting namun ada yang lebih penting. Memang cinta membuat keadaan suka, tetapi apabila terjadi kesalahan dalam percintaan akan berubah menjadi duka.

Cinta itu laksana khamar yang memabukkan. Di saat seseorang terlena atas apa yang dicintainya. Pikirannya penuh angan dan alam khayal. Oleh karena itu terkadang nafsu juga ambil andil di sana. Siapa yang terpedaya dialah budak nafsunya. Semakin besar rasa cintanya semakin besar pula bernafsu atas apa yang dicintainya. Resikonya, sakit hati kehilangan apa yang telah dicintai besarnya sama dengan sebesar rasa mencintai terhadap yang dicintai. Oleh karena itu kendalikanlah nafsu.

Dalam sejarah kehidupan cinta itu ikut berjalan mengukir sejarah. Untuk mendapatkan cinta haruslah searah. Cinta yang searah adalah cinta yang mengiringi cita, karena cita memprioritaskan sebuah tanggung jawab akan cinta.

Di kala cita tercapai, meski hanya pembentukan sebuah tanggung jawab atas cinta sepenuhnya maka sudah saatnya hati memilih. Pilihan dari Haq yang Mutlak sesungguhnya. Dengan keadaan satu hati maka itulah jodohnya. Sesungguhnya jodoh itu tak perlulah terlalu di khawatirkan. Percayakan hanya sifat Yang Maha Pengasih yang telah memilih rasa atas apa yang dinamakan cinta. Di kala itulah kebahagiaan sesungguhnya tercapai dan menjadi apa yang disebut 'tuntung pandang ruhuy rahayu' (pasangan serasi yang memiliki pandangan sama, saling pengertian satu sama lain).

Semoga semuanya terwujud secara nyata demi membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah. Amiin

No comments:

Post a Comment