Search This Blog

Monday, December 25, 2023

Dua Pilihan Gila

Semakin maju dunia semakin mudah akses manusia beragam hal, semakin maju pula apa yang disebut "kegilaan". Bukannya kemajuan membuat generasi baru pintar malah membuat mereka tambah rapuh bahkan lebih rapuh dari generasi sebelumnya. Masalah kehidupan, tingkat depresi yang bertambah tinggi, kesehatan mental yang dimengerti namun tak mampu ditanggulangi itu tercermin dari generasi yang disebut Gen Z. Apakah karena sudah tersedianya kemudahan mereka mudah pula menjadi rapuh. Saking pintarnya mereka berkata dengan counter "Jangan samakan generasi sekarang dengan yang dulu". Oke, memang tidak sama, tetapi apakah mereka menjaga nilai - nilai dahulu?

Generasi Z mayoritas pada umumnya bila terkena masalah mereka lebih cenderung melarikan diri dari masalah itu, kabur dari tempat yang lama menuju tempat yang baru menurut mereka lebih baik. Mereka tak sadar padahal masalah tidak harus dihadapi dengan flight atau lari. Kebanyakan Gen Z tidak mau menghadapi masalah di tempat asal muasal masalahnya, lari atau meniadakan keberadaan dirinya di dunia adalah jalan terbaik menurut mereka. Wajar kasus depresi tinggi di generasi muda zaman sekarang, kebanyakan ilmu kurang keyakinan dan pemakaian. Ditambah dengan akses transportasi mudah seperti infrastruktur yang semakin maju, makin marak lagi nantinya kasus anak muda kabur melarikan diri entah kemana perginya. Contoh: adanya moda transportasi umum yang baru di daerah yang tidak ada kereta api atau kereta cepat sebagai sarana transportasi publik. Pastinya siap-siap saja pihak berwenang menerima laporan tentang pemuda atau pemudi yang kabur tidak diketahu kemana rimbanya.

Berdasarkan kondisi saat ini pilihan ada 2, menjadi gila atau membiarkan dunia gila. Sebagai generasi lama tentunya saya sebagai pribadi memilih membiarkan dunia yang gila daripada menjadi gila. Berkaca dari apa daya saya sebagai manusia biasa, apa kuasa saya terhadap orang sekitar saya. Saya pribadi hanya bisa menyesuaikan diri sesuai apa yang terjadi ketimbang mengendalikan atas apa yang terjadi. Sekali lagi perkataan akhir tulisan ini "Saya lebih memilih dunia gila daripada menjadi gila karena dunia"

Sunday, December 17, 2023

Hebatnya Negeri Ini

Hebatnya negeri ini penuh anomali
isi organisasi profesi seperti para politisi
pemilik profesi berasa seperti agen tanpa senjata api
gagal dicaci maki, berhasil tak dipuji
mati tak dikenali, hilangpun tak dicari

Hebatnya negeri ini penuh tantangan
viral dulu supaya dapat simpatisan
viral dulu baru dapat perhatian
apa kabar dengan kasus-kasus dalam buaian

Hebatnya negeri ini aku tak menyangka
pembela diri bisa jadi tersangka
hanya karena melawan sang pemangsa
karena tak punya angka, viral dulu solusinya

Sunday, December 3, 2023

Euforia

Euforia, perayaan terhadap suatu hal entah dari mengenang sebuah sejarah, kelahiran maupun hari-hari besar lainnya yang di anggap sakral. Pada hari guru contohnya, tidak hanya mengacu pada hari guru juga hari perayaan lainnya. Zaman milenial yang serba instan, banyaknya mayoritas generasi Z yang mulai mendominasi masyarakat hingga sekolah. Membuat kebutuhan aktualisasi diri manusia semakin besar, manusia masa lalu iri terhadap kemudahan yang hidup di zamam sekarang, meski banyak kemudahan berimbas terhadap semakin mudahnya masalah di buat bahkan sampai di buat-buat.
Euforia berlebihan bisa membuat bumerang dimana seseorang malah ingin membuat manfaat kepuasan hati malah jadi bencana yang tak terduga. tiada yang salah dengan orang yang merakan sebuah euforia hari-hari besar, tetapi kurang bijak apabila dalam euforia malah terjadi bencana tak terduga yang dibuat-buat. Bersenang - senang atas euforia boleh, berlebihan janganlah. Memang itu di adakan setahun dalam sekali, tetapi ingat terlalu larut seseorang dalam kesenangan atas euforia berlebihan kesempatan untuk mendapat peristiwa bencana tak terduga besar, secara logika saat seseorang senang dia pasti lengah. Rayakan hal sekedarnya dengan bijak, hindari larut dalam kesenangan saat perayaan cuma itu salah satu cara untuk tetap waspada dimanapun berada karena hal yang paling pasti di kehidupan adalah kematian. Bencana merupakan faktor pendekat kepastian itu sendiri, kalaupun selamat artinya masih di beri kesempatan untuk hidup.