Search This Blog

Monday, January 9, 2012

Makna Alkimia

Banyak arti "Alkimia" yang secara umum dapat di ketahui artinya melalui situs Wikipedia namun, namun setiap orang pasti punya arti tersendiri untuk memahami akan sesuatu. Alkimia memang sebuah ilmu yang bertujuan untuk mendapatkan sesuatu di mana hal itu tidak mungkin bahkan di sebut sebagai pseudosains karena tidak mungkin sebuah logam yang tak bermakna menjadi berharga seperti timah yang melebur menjadi emas. Memang itu dikatakan tak mungkin bagi akal pikir manusia. Namun tak ada yang tak mungkin bagi yang Maha Kuasa.
Kebanyakan alkimia memang lebih identik dengan apa yang dinamakan unsur-unsur kimia. Seperti unsur-unsur kimia yang terkandung dalam tubuh manusia. Semua unsur itu bersenyawa satu sama lain hingga terbentuk diri manusia seutuhnya. Unsur-unsur itu seperti Air, karbon, ammonia, kapur, garam, kalium, sulfur, magnesium, flour, besi, silikon, mangan, alumunium dan unsur lainnya.

Semua unsur itu terlihat nyata dan semuanya memang ada, tetapi ada unsur yang tak pernah di ungkapkan dari kulit luar alkimia. Pada intinya adalah sesuatu yang umum yaitu hukum saling berlawanan dimana ada sesuatu yang 'Nyata' pasti ada sesuatu yang 'Gaib'. Sama halnya dengan alkimia, manusia memiliki segala unsur kimia pada dirinya berupa unsur nyata. Namun, apakah unsur nyata pada diri manusia dapat membuat hidup berbagai-bagai, bergerak, diam, dan semua aktivitas lainya. Ketahuilah sesungguhnya kita di kala hidup memang memiliki unsur nyata itu, di kala mati kita semua meninggalkan semua unsur itu hingga akhirnya terurai atau melebur menjadi tanah kemudian akhirnya menjadi sebuah bagian dari apa yang dinamakan rantai makanan.

Unsur manusia yang nyata itu adalah unsur kimia yang saling bersenyawa satu sama lain. Unsur yang tak nyata itu salah satunya adalah memori dan jiwa, unsur ini bisa disebut Unsur Spritual. Unsur spritual manusia terletak pada keyakinan dan rasa dimana semua menjadi satu. Meski satu tak dapat disebut bersatu, namun tak pula dapat disebut bercerai-berai. Itulah unsur itu, memang di katakan rumit bahkan tak masuk akal pada alam pikir kita semua, bahkan itu pun di katakan ilmu semu bagi mayoritas orang. Karena keyakinan terletak pada rasa, apa yang dirasa benar itulah yang diyakini setiap orang. Benar atau salah bukan masalah semuanya itulah kebenaran. Dari kesalahan kita belajar benar, dari kebenaran kita mengerti akan pembenaran. Semua itu hanya bisa didapat dari pengalaman hingga menghasilkan apa yang disebut pengenalan.

Sesungguhnya apa yang dinamakan ilmu itu luas, bahkan tulisan ini pun tak bisa dikatakan benar, namun tak bisa pula disalahkan. Tulisan ini bersifat apa adanya, hanya diri masing-masing yang mampu menilai arti benar atau pun salah dari kata-kata yang terkandung pada tulisan ini. Tidak ada ilmu yang lebih tiggi dari sebuah pengalaman.

 Kembali kepada makna alkimia menurut apa yang telah dipahami berdasarkan apa yang telah di alami. Alkimia selain mengacu pada unsur-unsur kimia pada diri manusia, alkimia juga menjadi sebuah pembelajaran bagi manusia untuk mengenal dirinya. Alkimia itu mempunyai arti yang mengupayakan untuk merubah timah menjadi emas yang di sebut dengan batu filosof . Zat itu mampu mengubah timah menjadi emas yang memiliki makna pada diri yaitu menjadikan sesuatu yang biasa untuk menjadi lebih baik atau berharga pada pandangan atas segala sesuatu. Itu yang berarti adalah mengubah sebuah keburukan menjadi kebaikan agar manusia dapat mengasihi sesama mahluk di alam semesta. Perbuatan baik pada manusia itulah yang sesungguhnya transmutasi dari batu filosof itu. Sesungguhnya diri kita lah yang menjadi batu filosof. Oleh karena itu jadilah laksana batu filosof yang memancarkan aura kebaikan. Di mana sesuatu yang buruk berubah menjadi lebih baik. Sebagai penyembuh rasa depresi dan sakit hati dari orang lain.

Ketahuilah, tidak mudah untuk menjadi batu filosof. Perlu pemberdayaan ilmu yang mapan, yaitu dengan pengalaman dan pertimbangan rasa. Melalui cipta, rasa dan karsa untuk menjadikan sebuah pemberdayaan ilmu yang matang. Sebanyak apapun ilmu dan pengalaman tak ada artinya jikalau hanya sebatas rekam, meskipun ilmu yang dimiliki itu sedikit namun dengan pengamalan spritual untuk mendapat pengalaman maka itulah kedudukan yang sesungguhnya. Sesungguhnya kehidupan ini penuh makna jikalau kita mentelusurinya. Justru karena itulah ketenangan dan relaksasi diperlukan agar kita mendapat makna yang sesungguhnya dalam kehidupan ini. Semua kebesaran itulah pertanda bahwa segala daya dan upaya memang ada pemiliknya. Kita adalah bagian dari semuanya, Semuanya itu satu, satu itu semua, itulah semesta.

No comments:

Post a Comment