Search This Blog

Monday, July 15, 2019

Rasa adalah Rahasia

Saat merasa maka akan tahu seperti apa rasanya. Rasa tak bisa di ungkapkan secara lisan maupun tulisan. Rasa adalah makna tersirat bukan tersurat.

Cinta adalah rasa dari stimulus indera kepada ungkapan diri. Cinta membuat orang menjadi semangat. Membuat hal yang tak mungkin menjadi sebuah upaya yang memungkinkan. Cinta itu bisa dikata sebuah sesuatu yang membuat mabuk namun tak seperti pemabuk. Cinta membuat orang gila namun tak menjadikanmu orang gila.

Apakah pantas di sebut cinta apabila hal tersebut membuat hati tidak karuan, membuat rasa cemburu bahkan hingga rasa takut akan kehilangan. Pada dasarnya cinta murni adalah kebahagiaan bukan perbudakan maupun penjajahan yang mesti diperjuangkan dengan derita.

Dalam sepi temukanlah kedamaian, ketentraman dan ketenangan. Temukanlah cinta dalam semesta, miliki selalu dia karena semesta pasti mendukung mu bersama Yang Maha Sepi. Untuk apa kesepian di dalam sepi karena Dia Yang Maha Sepi.




Saturday, July 13, 2019

Konflik adalah Seni

Setiap orang pasti tidak ingin kehidupannya bermasalah. Kita sudah tahu bagaimana orang lain memandang kehidupan kita sendiri, namun yang menyandang kita sendiri. Sesuai dengan perkataan seorang guru "jangan pernah mengadu permasalahan anda sendiri kepada sesama manusia". Jelas itu artinya juga kita mengadu masalah kita kepada orang yang sama-sama punya masalah dengan porsi yang berbeda setiap individunya. Seberapa hebatnya anda coba menghindari masalah anda, pasti masalah selalu mengejar anda.

Diampun bisa menjadi masalah karena pandangan orang selalu berbeda-beda terhadap orang lain. Apabila kita bercerita tentang masalah kita terhadap sesama manusia baiknya urungkan saja hal itu karena jalan yang bagus untuk menghadapi masalah adalah dekat dengan Tuhan. Semakin jauh kita ke tingkat penyelesaian, berdoalah selalu untuk tetap kuat menjalani apa yang akan di jalani ke depan.

Berpikirlah setiap konflik adalah bagian dari seni kehidupan, konflik harus di poles sedemikian rupa laksana tingkat kesulitan sebuah karya cipta suatu seni hingga menghasilkan kepuasan diri atas kemenangan dalam menghadapi konflik. Tetap berjuang dan terus melawan karena kepercayaan diri menjadi faktor penentu polesan kehidupan anda dalam menghadapi konflik. Anda memilih, anda menyandang. Orang lain membuat pilihan, dia yang memandang. Bergelut dengan seni adalah sebuah keharusan untuk melawan rasa gelisah, karena tanpa seni manusia gelisah.

Friday, July 12, 2019

Kehidupan yang Serba Salah

Apa yang kita jalankan benar, belum tentu benar bagi manusia lainnya. Contoh: "Seorang yang sudah lama menikah belum dikaruniai seorang anak. Pastinya akan di sebut aib bagi orang sekitar, terutama orang yang tidak suka dengannya. Saat sudah punya anak, malah jadi sebutan juga entah karena perilaku anaknya atau hal lain sebagainya. Jadi yang mana yang benar?"

Ada lagi sebuah contoh seseorang yang belum menikah hingga berumur 27 tahun menjadi sebutan. Datang ke kondangan pasti ada pertanyaan legenda "kapan kamu menyusul?". So, ketahuilah itulah yang membuat seorang bujangan jera datang ke resepsi anda saat anda mengundangnya. Jangankan ingin mendoakannya semoga lekas menyusul, ini malah mencemooh dan memakinya dengan sebutan yang tidak enak di dengar yaitu "jomblo". Jadi begini, andai itu berada di posisi anda bagaimana perasaan anda, boleh jadi itu adalah hal yang tidak etis dalam kehidupan. Dimana adab anda sebagai manusia?

Cerita baru lagi, seseorang yang belum menikah (laki-laki 27 tahun) punya kesempatan untuk dapat pasangan, dia (perempuan) bukan calon tapi ingin di calonkan. Dia pegawai negeri, punya pekerjaan tetap mapan hingga mampu menjadikan adiknya hingga kuliah dan bekerja, namun dia berumur hampir 40 tahun. Bagi sang lelaki itu adalah sebuah pilihan yang serba salah mengapa? Menerima, jadi sebutan orang karena perempuan itu bukan tipe yang dikehendaki laki-laki, lagipula umur perempuan dan lelaki itu berbeda jauh kayak kakak perempuan ama adik lelakinya saja. Belum lagi nanti cibiran hingga desas desus orang sekitar meski diam-diam akhirnya sampai pula omongan itu. Toch banyak aja orang nikah sama yang mapan juga kehabisan harta bahkan beli tongkat sebuah rumah pun kagak mampu. Kepegawaian tidak menjamin rezeki seseorang apalagi pasangan, percuma menjadi pasangan kalah hanya bermain sepihak belaka.

Menolak, jadi cibiran orang pula. Di sebut-sebut punya selera ketinggian lah, gak mikirin masa depan lah, salah sendiri karena gak mapan lah jadi lelaki bahkan di beri gambaran soal ketakutan hidup di hari tua apabila memilih milih perempuan cantik sebagai pasangan, dunia ini relatif lho. Anda nge jalanin orang yang mengomentari. So what? Lelaki berhak memilih apa yang menjadi pilihan hidupnya.

Jadi, pada intinya pilihlah apa yang menjadi pilihan anda sendiri. Soal konsekuensi atau punisment karena pilihan anda karena tidak memilih apa yang menjadi saran dari seseorang. JANGAN PERNAH KATAKAN KATA MENYESAL kepada orang yang telah memberi anda saran, karena pasti anda akan di tiwas oleh si pemberi saran. Cukup sandang dan jalani pilihan anda. Katakan selalu SAYA BERSYUKUR atas apa yang saya pilih sebelumnya. Sebuah keluhan akan menjadi kemenangan bagi orang lain, bukan anda sendiri

Saturday, July 6, 2019

Berbagi Pengalaman Traveller : Pantai Asmara

Pantai Asmara terletak di Muara Asam-asam, Kabupaten Tanah Laut. Kata "Asmara" merupakan kepanjangan dari Asam-asam muara. Pantai ini merupakan salah satu pantai yang menghadap langsung di laut.

Suasana pantai ini selalu ramai untuk di kunjungi terutama saat liburan, fasilitas yang disediakan mulai dari penginapan hingga tempat pembelian souvenir. Sepanjang pantai ini saya menelusuri banyak biota laut seperti kepiting yang sangat kecil. Di sepanjang pantai di sediakan lampau untuk tempat istirahat untuk di sewa. Penelusuran saya pada pantai ini sepanjang saya menjauhi keramaian, maka akan terlihat suasana asli sepinya pantai










Thursday, June 27, 2019

Bila Kau Susah, Bagilah Rezekimu dengan Orang Lain

"Bila kau susah, bagilah rezekimu dengan orang lain". Semboyan ini entah mengapa masuk begitu saja dalam pikiran. Memang pada dasarnya saat rezeki berdatangan namun masalah tetap berlanjut tidak salahnya sebagai manusia membagi sebagian rezekinya ke orang lain karena di dalam rezeki yang diterima setiap insan terdapat pula rezeki orang lain. Semua itu memang ada sejak zaman dahulu, karena sesungguhnya manusia itu harus mendapat keberkahan atas apa yang diterimanya.

Jangan pernah mengira dapat sesuatu yang besar adalah kesenangan, ingat manusia selalu di uji di muka bumi ini bahkan dalam keadaan berkelimpahan. Percuma memiliki apa-apa namun perasaan hidup selalu dihantui oleh rasa gelisah. Percuma pula mendapatkan apa yang di mau sedangkan keinginan lain masih terus ada. Dalam sumber daya terbatas kita manusia pasti memiliki keinginan yang tidak terbatas. Hanya keberkahanlah yang membuat manusia membatasi keinginannya, meski apa yang diterima tidak terbatas.

Tuesday, June 25, 2019

Kesesuaian Antara Perkataan dan Perbuatan

Menjadi manusia religius itu tak perlu menunjukan di hadapan publik bahwa dirimu adalah religius. Banyak orang menganggap setiap hal yang diposting dalam sosial medianya yang berkenaan dengan hal religius artinya dirinya religius. Dengan dalih sekedar mengingatkan diri sendiri bahkan memotivasi diri sendiri, ketahuilah apa yang kau posting itu sesuai atau tidak dengan kenyataan. Jangan-jangan itu hanyalah sebuah ekspetasi. Terkadang, saya pribadi merasa terlihat lucu melihat seseorang mengaku mencintai nabinya sendiri kalimat itu tertulis jelas di akun sosial medianya malah melakukan pacaran dan berdekatan dengan seseorang yang bukan haknya. Kalau memang tidak mampu menjadi religius tak usah pula mengaku mencintai nabi sendiri, sedangkan apa yang dilarang oleh nabinya dijalankan.

Kalau ingin posting kepameran katakan saja sebuah kepameran, tidak perlu menutup-nutupi apa yang di posting adalah pribadi anda yang sesungguhnya. Postinglah dengan bijak dan penuh kewajaran. Artinya, berpikirlah sebelum jari-jari bertindak. Apakah yang saya posting mempunyai manfaat atau mudharat. Apa yang saya posting menunjukan sisi munafik kehidupan saya. Apa yang saya posting menunjukan realita kehidupan saya. Apa yang saya posting tidak mencelakakan saya. Ingat selalu untuk berhati-hati, kehati-hatian, perhatian dan pemerhati dalam mempertimbangkan sebuah postingan.

Zaman dulu mulutmu adalah harimau mu, zaman sekarang jarimu adalah harimau mu yang bisa mencelakakan dirimu apabila engkau salah melangkah dalam bersosial media, bahkan menimbulkan persepsi yang berbeda karena netizen akan terus mengawasi. Masih untung pula ada yang memaklumi karena tahu usia mental dan perilaku gilanya, namun apa daya bagi yang tak mau memaklumi. Cyberbullying bisa terjadi kapan saja dan dimana saja apabila kita tidak cerdas dalam bersosial media.

Ada istilah mengatakan "in social media no one know you are the cat" artinya: dalam sosial media tidak ada satupun yang mengenali kau adalah kucing. Maksud dari pepatah tersebut adalah saat di sosial media seseorang dengan hebatnya berkoar-koar laksana singa, bahkan berani berdebat dalam perang komentar satu sama lain dengan merasa dirinya adalah paling benar. Kenyataannya, saat di bawa ketemu langsung bicara dengan tatap muka dalam sebuah forum di hadapan orang banyak dia menjadi seperti seekor kucing yang tidak mempunyai daya dan upaya melawan konsep dan topik yang dibicarakan. Dia hanya bisa mengiyakan apa yang dikata orang yang lebih mendominasinya. Sekarang yang ditanyakan, mana kemampuan mu sebagai netizen tadi, mengapa saat bertemu langsung engkau tak menyampaikan perkataan dan ide dari komentarmu seperti di sosial media tadi. Harusnya, berani bicara di sosial media berani pula menyampaikan pertanyaan maupun pernyataan kritis saat dalam ruang publik langsung.

Sekarang saya akan menjelaskan konsep dalam bermain komentar pada sosial media. Semakin panjang sebuah komentar maka semakin besar pula anda menunjukan kekalahan ada dalam perang siber. Zaman sekarang memang pada masanya perang tersebut jalan, terutama dalam bidang politik dan agama. Seseorang yang belum pernah terjun secara nyata di dunia politik berani berkomentar lantang seolah-olah dia ahli di bidang tersebut, begitu pula dalam masalah agama. Pada agama, belajar di sekolah berbasis agama saja belum pernah, beribadah kadang dilakukan kadang juga tidak, berdoa juga kurang fasih dan sebagainya malah berani mengungkap ke ranah hukum-hukum agama yang tidak sesuai untuk di benarkan. Bahkan saat dia merasa kalah akibat dari komentar yang menusuk dia juga menunjukan komentar yang panjang lebar dengan kalimat hampir memenuhi halaman website padahal inti komentarnya malah tidak ada bobotnya.

Seorang teman pernah berkata: "kadang banyak orang yang pandai memberi saran, tapi nol dalam praktik dan tindakannya -banyak"

Pada dasarnya tulisan ini hanya melihat realita yang sesungguhnya, menerima atau tidaknya semua tergantung persepsi anda. Semakin anda tersinggung maka kebenaran dari tulisan ini akan selalu mendekati dengan kenyataan diri anda sendiri. Sekian shitpost dari saya mengenai sosial media zaman now.