Search This Blog

Tuesday, July 12, 2011

Cerminan Diri yang Pecah dan Arti Sebuah Kehancuran

Terlihat cerminan diri yang semula utuh, menjadi hancur berkeping-keping atas sesuatu yang belum dikenali alasannya. Memang kehancuran itu menyakitkan. Namun apalah daya ini memang sudah takdir dan memang telah terjadi tetapi masih ada kata 'ke depan'.

Entah itu firasat ataukah sebuah gambaran kesulitan hidup, namun dibalik kesulitan pasti ada kemudahan. Memang lebih baik terus berusaha selama masih bisa diusahakan.

Kehancuran memang ada, kegagalan memang melanda namun itulah resiko dari pembelajaran. Tetapi KEHANCURAN BUKAN AKHIR SEGALANYA. Silakan apa yang dinamakan 'resiko' menunggu di depan persimpangan ini dan menuntun ke jalan buntu. Tapi, terjangan 'intropeksi' akan mampu memenangkan peperangan dalam gejolak kehidupan hingga sampai kepada Yang Haq.

Rasakan kehancuran, nikmati proses penyatuan keping demi keping dari sisa kehancuran. Bukan karena nikmat kita bersyukur, melainkan karena bersyukurlah nikmat itu ada. Selama nafas belum di kerongkongan selama itu pula jalan akan terus ada. Nikmatilah dengan relaks yang di awali rasa syukur, di akhiri keridhaan. Itulah Haq Nya semata.

No comments:

Post a Comment