Search This Blog

Friday, July 12, 2019

Kehidupan yang Serba Salah

Apa yang kita jalankan benar, belum tentu benar bagi manusia lainnya. Contoh: "Seorang yang sudah lama menikah belum dikaruniai seorang anak. Pastinya akan di sebut aib bagi orang sekitar, terutama orang yang tidak suka dengannya. Saat sudah punya anak, malah jadi sebutan juga entah karena perilaku anaknya atau hal lain sebagainya. Jadi yang mana yang benar?"

Ada lagi sebuah contoh seseorang yang belum menikah hingga berumur 27 tahun menjadi sebutan. Datang ke kondangan pasti ada pertanyaan legenda "kapan kamu menyusul?". So, ketahuilah itulah yang membuat seorang bujangan jera datang ke resepsi anda saat anda mengundangnya. Jangankan ingin mendoakannya semoga lekas menyusul, ini malah mencemooh dan memakinya dengan sebutan yang tidak enak di dengar yaitu "jomblo". Jadi begini, andai itu berada di posisi anda bagaimana perasaan anda, boleh jadi itu adalah hal yang tidak etis dalam kehidupan. Dimana adab anda sebagai manusia?

Cerita baru lagi, seseorang yang belum menikah (laki-laki 27 tahun) punya kesempatan untuk dapat pasangan, dia (perempuan) bukan calon tapi ingin di calonkan. Dia pegawai negeri, punya pekerjaan tetap mapan hingga mampu menjadikan adiknya hingga kuliah dan bekerja, namun dia berumur hampir 40 tahun. Bagi sang lelaki itu adalah sebuah pilihan yang serba salah mengapa? Menerima, jadi sebutan orang karena perempuan itu bukan tipe yang dikehendaki laki-laki, lagipula umur perempuan dan lelaki itu berbeda jauh kayak kakak perempuan ama adik lelakinya saja. Belum lagi nanti cibiran hingga desas desus orang sekitar meski diam-diam akhirnya sampai pula omongan itu. Toch banyak aja orang nikah sama yang mapan juga kehabisan harta bahkan beli tongkat sebuah rumah pun kagak mampu. Kepegawaian tidak menjamin rezeki seseorang apalagi pasangan, percuma menjadi pasangan kalah hanya bermain sepihak belaka.

Menolak, jadi cibiran orang pula. Di sebut-sebut punya selera ketinggian lah, gak mikirin masa depan lah, salah sendiri karena gak mapan lah jadi lelaki bahkan di beri gambaran soal ketakutan hidup di hari tua apabila memilih milih perempuan cantik sebagai pasangan, dunia ini relatif lho. Anda nge jalanin orang yang mengomentari. So what? Lelaki berhak memilih apa yang menjadi pilihan hidupnya.

Jadi, pada intinya pilihlah apa yang menjadi pilihan anda sendiri. Soal konsekuensi atau punisment karena pilihan anda karena tidak memilih apa yang menjadi saran dari seseorang. JANGAN PERNAH KATAKAN KATA MENYESAL kepada orang yang telah memberi anda saran, karena pasti anda akan di tiwas oleh si pemberi saran. Cukup sandang dan jalani pilihan anda. Katakan selalu SAYA BERSYUKUR atas apa yang saya pilih sebelumnya. Sebuah keluhan akan menjadi kemenangan bagi orang lain, bukan anda sendiri

No comments:

Post a Comment